Persiapan Krisis Ekonomi Global dalam Mengelola Keuangan

Persiapan Krisis Ekonomi Global dalam Mengelola Keuangan – Menghadapi ancaman resesi dan krisis ekonomi. Beberapa hal harus diantisipasi, khusunya dalam pengelolaan keuangan. Karena saat resesi atau krisisi ekonomi terjadi biasanya akan mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan pokok. Pemutusan kerja alias PHK hingga meningkatnya angka kemiskinan. Supaya finansial tetap aman terjaga.

1. Cari Alternatif Penghasilan Selain dari Gaji Utama

Membangun bisnis atau usaha merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menambah penghasilan. Hal ini perlu dicoba supaya kamu tidak hanya mengandalkan gaji bulanan dari pekerjaan utama. Untuk memulainya, kamu bisa memanfaatakn hobi sebagai pekerjaan sampingan. Misalnya membuka jasa editing video menjadi reseller atau menjual makanan ringan. Apabila ditekuni dan dilakukan secara konsisten. Kesempatan akan semakin terbuka dan jangan lupa untuk memperluas relasi agar bisa menciptakan peluang yang semakin besar.

2. Lakukan Penghematan dengan Evaluasi Pos Pengeluaran

Untuk berjaga-jaga kamu bisa mengatur ulang prioritas dalam daftar belanja bulanan atau pos keuangan untuk jajan sehari-hari. Diluar kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pokok. Penghematan dapat ditujukan untuk kebutuhan tersier. Seperti membatasi pembelian barang-barang mewah, liburan ke luar negeri atau hal yang bersifat konsumtif.

3. Pastikan Pembayaran Cicilan atau Hutang Besar

Sebelum krisis ekonomi melanda. Kamu perlu memastikan hutan atau cicilan tetap dibayar sesuai temponya. Hal ini harus diperhatikan agar skor kredit tetap berada di kategori yang baik. Agar tidak sulit mendapat pembiayaan dari bari bank di masa depan. Nah, alokasi dana dari pengeluaran tersier bisa dialihkan untuk tambahan uang melunasi hutang atau cicilan.

4. Pilih Investasi yang Stabil dan Berisiko Rendah

Investasi bisa menjadi langkah tepat untuk menyimpan uang. Tapi dalam mengantisipasi krisis ekonomi pastikan bijak dalam memilih instrumen investasinya. Hindari jenis investasi yang tinggi risiko agar tidak menjadi boomerang bagi keuangan kamu. Investasi berisikorendah bisa berupa reksadana, obligasi atau deposito.

Baca Juga : Peran Penting Koperasi dalam Ekonomi Negara Indonesia

5. Siapkan Asuransi Sebagai Perlindungan Finansial

Tidak ada yang bisa menebak bagaimana kejadian di masa mendatang. Biaya kesehatan dan biaya tidak terduga lainnya, bisa saja mengganggu kestabilan ekonomi. Oleh karena itu, kamu perlu memiliki proteksi demi perlindungan finansial. Misalnya asuransi jiwa yang memberikan manfaat melimpah.

6. Fokus pada Investasi Jangka Panjang

Saat terjadi krisis ekonomi. Kemungkinan besar beberapa sektor industri akan turun nilai sahamnya. Investor diharapkan untuk tidak segera panik dan terkena godaan untuk menjual aset. Karena pasar akan pulih seiring waktu. Setelah krisis ekonomi 1997-1998, pemulihan pasar saham di Indonesia berlangsung secara bertahap. Pada awal 2000-an IHSG mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan yan stabil. IHSG kembali mencapai level pra-krisis pada pertengah dekade 2000-an dan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2007, IHSG mencapai rekor tertinggi baru yang melampaui level sebelum krisis.

7. Pertimbangan Investasi dalam Aset Defensif

Saat krisis beberapa sektor seperti kebutuhan pokok, kesehatan dan utilitas cenderung lebih stabil dibandingkan sektor lain. Investasi dalam aset defensif ini bisa memberikan perlindungan tambahan terhadap volalitas pasar. Investor dapat mempertimbangkan obligasi pemerintah yang juga dianggap sebagai safe haven selama periode ketidakpastian ekonomi.

8. Siapkan Dana Darurat

Selain berinvestasi, investor disarankan untuk mempersiapkan dana darurat yang bersifat likuid seperti contoh uang tunai. Hal ini berguna untuk berjaga-jaga apabila krisis terjadi. Dana tersebut menjadi bantalan finansial jika terjadi penurunan pendapatan atau kehilangan pekerjaa. Sehingga investor tidak haru secara gegabah menjual aset investasi di saat nilai mereka sedang rendah.